Minggu, 05 Juli 2009

Laporan rincian Grameen Game Microfinance

Hari/tgl

keterangan

Debet

Kredit

Saldo

Jum’at/1 Mei 09

Kas


Rp.10.000,-



Pembelian Roti isi

Rp. 9.750,-




Sisa kas



Rp. 250,-


Penjualan roti 13 potong


Rp.13.000,-



Laba


Rp. 3.250,-

Rp. 13.250,-






Sabtu/ 2 Mei 09

Kas


Rp.13.250,-



Pembelian Roti isi

Rp.12.750,-




Sisa kas



Rp. 500,-


Penjualan roti 17 potong


Rp.17.000,-



Laba


Rp. 4.250,-

Rp. 17.500,-






Senin/ 3 Mei 09

Kas


Rp.17.500,-



Pembelian Roti isi

Rp.17.250,-




Sisa kas



Rp. 250,-


Penjualan roti 23 potong


Rp.23.000,-



Laba


Rp. 5.750,-

Rp. 23.250,-






Rabu/ 5 Mei 09

Pengetikan


Rp. 50.000,-



Biaya rental 2 jam

Rp. 6.000,-




Pendapatan


Rp.44.000,-

Rp.44.000,-

Total




Rp.98.000,-

kebijakan untuk pengembangan MF

Kepada Yth.

Bapak Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam

Assalamualaikum wr.wb

Saya Yulia Hastuti Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unversitas Syiah Kuala jurusan Manajemen selaku Asisten Gubernur di bidang keuangan mikro ingin memberikan beberapa saran untuk kemajuan dan pengembangan Mikro Finance khususnya yang ada di NAD.

Saat ini pandangan terhadap bisnis mikro mulai berubah seiring dengan perkembangan kondisi dimana bisnis mikro ternyata relatif bisa survive dalam menghadapi krisis ekonomi. Di negara berkembang, jasa perbankan umumnya hanya menjangkau dari kurang 20% penduduk, dan sisanya tidak pernah terjangkau sama sekali oleh pelayanan lembaga keuangan formal, meski pun sektor ini jumlah dan potensinya sangat besar

Saya kira peran microfinance cukup baik, namun peran ini akan menjadi lemah jika pemerintah tidak ikut memproteksi, usaha-usaha kecil. karena suka atau tidak, pasar itu kejam. Perlindungan disini dimaksudkan yaitu melalui kebijakan-kebijakan atau aturan yang dapat memberikan ruang yang cukup bagi “orang miskin” untuk mengembangkan diri dan usahanya, anggaplah bahwa “orang miskin” adalah bayi yang kalo tidak di proteksi, diberi makan atau diajari berjalan dll, tidak akan dapat berbuat apa2 dan akan mudah untuk disingkirkan.

Maka sangat diperlukan sekali kejikan-kebijakan pemerintah untuk segera mengentaskan kemiskina melalui pelaksanaan microfinance. Seperti harus mengonsentrasikan pada pengentasan kemiskinan melalui instrumen kredit yang biasanya disertai dengan layanan tambahan, seperti pelatihan terkait baca tulis, menghitung, kesehatan gizi, keluarga berencana dsb nya. Lewat pendekatan ini, pemerintah dan pihak donor membiayai kredit untuk orang miskin, dengan bunga di bawah suku bunga pasar. Tujuannya adalah menjangkau orang miskin, terutama yang miskin “papa”, untuk membantu keluar dari lembah kemiskinan serta memberdayakan mereka (contoh: Grameen Bank of Bangladesh)

Juga tidak melupakan peran perempuan terhadap keuangan mikro, sehingga perlu adanya sosialisasi terhadap pemberdayaan perempuan secara menyeluruh seperti keterampilan melalui pembentukan usaha karena perempuan sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan keuangn mikro sendiri.

semoga saran ini dapat menjadi pertimbangan serta masukan bagi kita semua guna dalam membangun Aceh yang lebih maju dan segera dapat mengentaskan kemiskinan yang terjadi sekarang ini. Terima kasih. Wassalam.